Kamis, 13 Maret 2014

Kunjungan Kerja Menteri Kehutanan RI Di Kabupaten Melawi

Menteri Kehutanan sedang memberi pengarahan
Hari kamis pagi langit di Kabupaten Melawi terlihat mendung dan matahari belum menampakkan wujudnya. Dari kejauhan terdengar suara sirine iringan rombongan Menteri Kehutanan Republik Indonesia menuju pendopo Bupati guna melakukan kunjungan kerja, dan kedatangan beliau kali ini ke Kabupaten Melawi merupakan kunjungan yang kedua kalinya.

Tampak orang nomor satu di Kementerian Kehutanan itu berjalan didampingi Bupati Melawi menuju tempat acara yang telah disediakan. Saat memasuki ruangan, beliau mengucapkan salam kepada para tamu undangan sembari mengumbar senyum lebarnya dan menyalami beberapa tamu undangan yang ada. Dan acara pun akhirnya dimulai.

Menteri Kehutanan didampingi Bupati Melawi memasuki pendopo

Pada kesempatan pertama acara dibuka dengan sambutan Bupati Melawi Bapak Firman Muntaco, SH, MH. Dalam sambutannya, beliau mengutarakan sedikit bercerita mengenai kondisi Kabupaten Melawi. Orang nomor satu di Kabupaten Melawi tersebut mengatakan bahwa luas wilayah Kabupaten Melawi ini kurang lebih sekitar 1,1 juta hektar dan jumlah penduduk Kabupaten Melawi saat ini berkisar 200 ribu jiwa. Selain itu beliau juga mengatakan wilayah Kabupaten Melawi berbatasan langsung dengan Propinsi Kalimantan Tengah. Dan batas wilayah Kabupaten Melawi telah bergeser sekitar lima kilometer dari batas semestinya. Oleh karena itu, beliau pun menghendaki batas antara Kabupaten Melawi dengan Propinsi Kalimantan Tengah diupayakan untuk dikembalikan ke batas semula seperti batas yang dibuat oleh Angkatan Darat.

Bupati Melawi sedang memberikan sambutan

Setelah Bupati bercerita sedikit tentang kondisi Kabupaten Melawi, tak lama kemudian beliau pun menyudahi sambutannya dan disambut tepuk tangan dari para tamu undangan. Acara pun terus berlangsung dan kini giliran Menteri Kehutanan Republik Indonesia, Bapak Zulkifli Hasan, SE, MM yang akan memberikan kata sambutan berikutnya.

Menteri Kehutanan memberikan sambutan di depan tamu undangan

Dalam sambutannya ada beberapa hal pokok yang disampaikan oleh Menteri Kehutanan Republik Indonesia dalam acara kunjungan kerja di Kabupaten Melawi, diantaranya adalah :
  1. Dalam beberapa dekade pengelolaan kehutanan di Indonesia sekitar 99% lebih hutan di Indonesia dikuasai/dikelola oleh corporate/perusahaan dan sisanya kurang dari 1% dikelola oleh masyarakat. Hal ini ternyata tidak memberikan dampak yang signifikan terhadap kesejahteraan masyarakat Indonesia, karena hasil dari pengelolaan hutan di Indonesia hanya "dinikmati" oleh segelintir orang saja dan masyarakat tidak merasakan dampak positifnya. Dan pada 4 tahun terakhir, ternyata proporsi pengelolaan hutan di Indonesia mulai ada perubahan, yaitu 96% lebih dikelola corporate dan lebih dari 3% dikelola berbasis masyarakat. Dari sinilah mulai bermunculan hutan tanaman yang dikelola berbasis masyarakat. Data menunjukkan bahwa 75% industri kayu berada di pulau Jawa yang berasal dari hutan tanaman dan tren hutan tanaman yang sekarang ini gencar digalakkan di pulau Jawa berupa hutan tanaman jenis Sengon. Nah, bisa dibayangkan jika pola hutan tanaman ini bisa diterapkan di Kabupaten Melawi yang memiliki luas sekitar 1,1 juta hektar, maka Kabupaten Melawi rakyatnya bisa sejahtera, karena pola hutan tanaman Sengon ini bisa diselingi dengan tanaman tahunan dan ternak yang bisa menghasilkan dalam jangka waktu pendek.
  2. Untuk memicu masyarakat dalam membangun hutan tanaman, pemerintah melalui Kementerian Kehutanan membentuk Badan Layanan Umum (BLU) yang memiliki fungsi memberikan modal bagi masyarakat atau kelompok untuk membentuk dan mengelola hutan tanaman karet. Besar modal yang bisa diberikan hanya 20 juta rupiah dengan bunga 7% dalam kurun waktu 9 tahun. Selain itu pemerintah juga mengeluarkan Kredit Usaha Rakyat (KUR) yang bisa dimanfaatkan oleh masyarakat untuk modal usaha hutan tanaman. Tujuan dari pemberian modal tersebut, semata-mata untuk memberikan kemudahan berupa modal untuk mengembangkan usaha berbasis masyarakat.
  3. Permasalahan yang sekarang ini menjadi isu serius dalam pengelolaan hutan atau lingkungan adalah mengenai perubahan iklim. Perubahan iklim yang diakibatkan oleh rusaknya lingkungan memberikan dampak yang signifikan. Seperti contoh dalam waktu yang bersamaan, di Lampung terjadi hujan dan menyebabkan banjir besar dan justru di Riau malah terjadi kebakaran hutan, padahal kedua wilayah tersebut tidaklah berjauhan atau masih satu pulau. Nah, perubahan iklim ini tentunya sangat bergantung dengan pengelolaan lingkungannya, maka dari itu dengan adanya pengelolaan hutan tanaman berbasis masyarakat akan memberikan dampak positif bagi kesejahteraan masyarakat dan juga menghijaukan kembali hutan Indonesia seperti semula.
Menteri Kehutanan bersalaman dengan para tamu undangan

Setelah memaparkan tiga hal pokok di atas, akhirnya Menteri Kehutanan pun mengakhiri sambutannya yang diiringi tepuk tangan yang meriah dari para tamu undangan. Kemudian acara dilanjutkan dengan penyerahan Dana DAK Bidang Kehutanan, Bantuan KBR dan Bansos. Setelah itu acara pun ditutup dengan bacaan doa. Menteri Kehutanan beserta rombongan pun akhirnya berpamitan kepada tamu undangan dan keluar dari ruangan dengan bersalam-salaman.

Silahkan tulis saran, kritik dan komentar Anda pada kotak komentar di bawah ini, terima kasih..

6 komentar:

  1. Waahhh....
    Pak Menteri datang ke pinoh ya mas....
    Dalam rangka apa tu...???

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya, hari kamis tanggal 13 Maret 2014 kemarin..
      Beliau datang ke Nanga Pinoh dalam rangka Kunjungan Kerja Sosialisasi Pembangunan Kehutanan di Kabupaten Melawi..

      Hapus
    2. Ooo gitu yah....
      Ramai dong pinoh kemarin?

      Hapus
  2. Semoga kabupaten Melawi menjadi "ijo" kembali seperti blog ini bro.....
    : D

    BalasHapus